DAKWAH 39 Planning Ibadah Setiap Hari
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد
Kita semua meyakini bahwa kita adalah ciptaan Allah. kita semua telah yakin bahwa kita semua adalah hamba Allah. Kita semua telah yakin bahwa kita semua adalah milik Allah dan pasti kembali kepada Allah. bukankah kita sering mengucapkan :
إنا لله وإنا إليه راجعون
“Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan sesungguhnya kami pasti kembali kepadaNya.”
Bukankah kita selalu mengucapkan :
لا حول ولا قوة إلا بالله
“Tidak ada upaya dan kekuatan melainkan dengan Allah.”
Kita semua telah telah yakin bahwa kita berkewajiban untuk beribadah kepada Allah swt semata. Kita telah menghafal ayatNya :
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepadaKu.”
Kita semua telah yakin bahwa seluruh hidup kita harus kita persembahkan hanya untuk Allah. seluruh aspek hidup ini harus diniatkan untuk ibadah. Setiap aktifitas kita harus bernilai ibadah. Kita telah menghafal ayatnya :
Katakanlah : “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” [Q.S. al-An’am 162-163]
Ayat mulia ini mengajarkan kita untuk membangun cara berfikir dan cara hidup. Allah oriented (Allah sebagai orientasi hidup) Ridha Allah sebagai tujuan setiap aktifitas.
Ayat mulia ini menganjurkan kita agar menanamkan di dalam hati kita ikrar / janji untuk mengibadahkan semua aktifitas keseharian kita, menyerahkan jiwa raga kita hanya kepada Allah swt semata, tiada duaNya!.
Bila semua ini telah disepakati, maka mari kita merenungkan kiat inplementasi (pengamalan) keyakinan-keyakinan ini dalam hidup keseharian kita.
Kita tentu menyadari bahwa keyakinan-keyakinan tadi, wajib diwujudkan, bahkan wajib mengerah-kan fikiran dan prilaku kita setiap hari. Kita harus beribadah sepanjang hari, setiap hari di semua tempat, di semua keadaan, di semua situasi. Karena kita hanyalah hamba Allah semata.
Bukan hamba dari apa dan siapapun selain Allah satu-satuNya dan hanya satu-satuNya. Kita ini hanyalah pencari ridha Allah semata dalam hidup yang sementara ini. Tugas kita hanya satu : Taat kepada Allah semata. Ketaatan itulah yang kita perjuangkan dalam perjalanan singkat ini.
Bila kita ruku’ sujud kepada Allah swt dalam shalat, maka kita juga meruku’-sujudkan fikiran kita, prilaku kita, ucapan kita, rumah tangga kita hanya kepada Allah semata.
Bila dalam shalat kita mengulang-ulangi lafadz takbir : Allahu akbar, maka diluar shalat kita berjuang agar pikiran, perasaan, prilaku, kebijakan, keputusan kita senantiasa bertakbir : Allahu Akbar. Sehingga semuanya taat kepada Allah. tidak ada fikiran yang bertentangan dengan ajaran Allah.
Tidak ada perasaan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Tidak ada prilaku yang bertentangan dengan ajaran Allah. tidak ada kebijakan dan keputusan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Karena jiwa raga kita semuanya telah bertakbir : Allahu Akbar.
Bila dalam shalat kita selalu membaca :
“Hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan.”
Maka diluar shalat, kita buktikan statement / pernyataan itu. Karena itulah maka kita tidak mengeramatkan pohon, kuburan, sungai, keris, laut, tiang rumah, dsb. Karena itulah maka kita tidak memakai azimat.
Karena itulah maka kita anti sihir, perdukungan dan paranormal. Karena itulah maka kita mendahulukan shalat jamaah, shalat sunnat, tilawah Al-Qur’an, Dzikir, dan do’a. daripada semua aktifitas duniawi. Karena itulah maka kita berjuang untuk selalu taat kepada Allah. Mengapa ? Karena kita selalu membaca:
Kiat Mengibadahkan Hidup Ini
Bila kita telah sepakat dan telah satu semangat, satu tekad, untuk menjadikan setiap aktifitas dan setiap situasi hidup kita, sebagai ibadah yang kita persembahkan hanya kepada Allah semata, maka salah satu kiat untuk itu adalah :
Planning ibadah sepanjang hari. Kiat ini mengajak kita untuk merencanakan ibadah sepanjang hari, setiap hari, setiap saat. Kiat ini berangkat dari pemahaman bahwa ibadah itu harus diniatkan.
Ketaatan kepada Allah harus direncanakan. Peningkatan ibadah kepada Allah harus diperjuangkan. Tak ada ibadah tanpa niat. Tak ada peningkatan ibadah tanpa perjuangan.
Contoh Peningkatan Ibadah Setiap Hari :
1. Saya berjuang untuk Shalat berjamaah subuh di masjid. Tidak lupa shalat shalat sunnat dua rakaat sebelumnya, dengan niat untuk mendapat ridha Allah.
2. Dzikir yang sempurna setelah shalat subuh, dilanjutkan dengan dzikir pagi yang sunnah, dengan niat ikhlas.
3. Berniat untuk mengoptimalkan ketaatan kepada Allah sepanjang hari dengan mengharapkan ridha Allah swt.
4. Berdo’a memohon syurga, memohon husnul khatiamah, memohon akhlak mulia, membaca sayyidul istigfar, dan mengingat kematian.
5. Membaca Al-Qur’an minimal 30 menit
6. Shalat dhuha minimal dua rakaat, Lillahi Ta’ala.
7. Melaksanakan tugas sesuai profesi dan posisi dalam rumah tangga. pelajar dan mahasiswa, belajar. Pegawai/kariawan ke kantor. Guru dan dosen, ke kelas. Pedagang ke pasar/toko. Ibu rumah tangga mengurus rumah. Petani ke sawah/kebun, dst. Semua berniat ikhlas.
8. Zhuhur di Masjid. Shalat sunnah sebelum dan sesudahnya. Dengan ikhlas dan khusyu. Lengkap dengan dzikirnya.
9. Melanjutkan aktifitas duniawi dengan niat ibadah, atau beristirahat juga dengan niat ibadah.
10. Shalat ashar di masjid dan berdzikir lengkap setelahnya. Diupayakan mengamalkan wirid istigfar 100 x wirid tasbih 100 x wirid tahlil 100 x. mengamalkan dzikir sore . semuanya dengan mengucapkan dalam hati niat ikhlas.
11. Melanjutkan aktifitas duniawi yang halal, atau olah raga, atau silaturrahim, dengan niat ikhlas.
12. Shalat magrib di masjid, berdzikir dan shalat sunnah setelahnya. Diupayakan I’tikaf di masjid sampai isya, diisi dengan tilawah Al-Qur’an, Dzikir, tafakkur, atau mengikuti pengajian, atau mengajar atau silaturrahim dengan jamaah masjid. Jangan lupa ikhlaskan niat.
13. Shalat isya di masjid, berdzikit dan shalat sunnah, dengan ikhlas dan khusyu’.
14. Melanjutkan aktifitas duniawi di rumah, memberi perhatian, kepedulian, kasih sayang kepada seisi rumah, membaca buku/majalah yang bermanfaat, mengikuti berita dan informasi, semua itu, diniatkan Lillahi ta’ala.
15. Diupayakan tidur cepat, wudhu sebelumnya. Bila belum terbiasa shalat tahajjud, sebiknya shalat witir 3 rakaat sebelum tidur. Dipembaringan, baca ayat kursi dan dzikir-dzikir sebelum tidur. Berniat bangun sebelum masuk waktu subuh. Tidurnyapun diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah swt.
16. Sepanjang hari, saya berusaha untuk selalu menghadirkan niat ikhlas di hatiku. Berusaha mengingat bahwa Allah selalu melihatku, malaikat pencatat selalu bersamaku, syetan terkutut selalu mengajakku berbuat dosa, dan saya selalu melawan ajakan jelek itu.
17. Sepanjang hari, saya berjuang untuk tidak berdusta, tidak menipu, tidak berkhianat, tidak zalim, tidak takabbur, tidak hasad, tidak dendam, tidak bakhil, tidak memaki, tidak bergibah, tidak mencuri/korupsi, tidak melakukan dosa-dosa besar.
18. Dalam sehari semalam, saya harus berusaha menangis karena taubat, minimal 1x sehari. Saya berusaha untuk selalu menyadari bagaimana kalau saya mati pada hari ini. Saya berusaha berd’wah / memberi nasehat minimal satu kali sehari. Saya berusaha menguatkan cinta tulus di hati saya.
Demkianlah contoh konkrit dan sederhana tentang planning ibadah sepanjang hari. Intinya : Ikhlas, shalat jamaah, shalat sunnah, tilawah Al-Qur’an, dzikir, rasa tanggung jawab akhlak mulia.
Tentulah kita bisa dan dianjurkan mengembangkan planning ibadah sepanjang hari. Dengan planning yang baik, tekad yang kuat, niat yang ikhlas, insya Allah hidup kita akan lebih bermakna, semakin berkualitas. Amin.
Marilah kita bangkit bersama. Marilah kita berjuang bersama. Marilah kita menyusun planning ibadah sepanjang hari, setiap hari. Mari mengamalkannya dengan disiplin. Fastaqim (Beristiqamahlah)!.
Komentar
Posting Komentar