DAKWAH 41 Panduan Kesempurnaan Ibadah Puasa
Al-Hamdulillah, kita memuji Allah Swt atas segala ni’mat karuniaNya kepada kita semua. Kita berterima kasih kepadaNya atas bantuanNya kepada kita semua. Sehingga kita menyelesaikan ibadah shaum pada hari pertama tadi. Teriring do’a tulus semoga Allah Swt menerima ibadah puasa kita semua, dan seluruh ibadah amal shaleh kita semua. Amin.
Shalawat dan salam kita upayakan untuk senantiasa kita ucapkan untuk Rasulullah Saw yang telah memperjuangkan agama Islam ini, sehingga kita semua dapat menikmatinya. Semoga shalawat kita diterima oleh Allah Swt.
Para Jamaah taraweh yang berbahagia
Ibadah puasa yang kita tunaikan pada bulan suci ini penuh padat dengan nilai-nilai pendidikan kepribadian muslim sejati. Dan efektifitas ibadah ini berbanding lurus dengan peningkatan kepribadian yang dihasilkannya. Artinya, semakin tinggi tingkat perbaikan diri yang dihasilkan ibadah shaum, semakin tinggi pula tingkat keberhasilan shaum kita.
Dan jika sebaliknya, ibadah shaum yang tidak membawa perbaikan diri dan peningkatan kualitas hidup, itulah indikasi kegagalan shaum kita. Wana’udzu billahi min dzalik.
Mengapa demikian ?
Karena ibadah shaum bukanlah kewajiban yang berarti beban yang menyiksa, tanpa tujuan-tujuan pendidikan kepribadian. Ibadah shaum adalah sarana Tarbiyah Rabbaniyah menuju :
لعلكم تتقون
Kepribadian taqwa. Agar kita semua menjadi muttaqin dan muttaqiyat. Inilah kepribadian muslim sejati yang harus kita capai sebelum kita meninggalkan dunia yang sementara ini :
ولاتمو تن إلا وأنتم مسلمون
“Janganlah kamu mati sebelum kamu menjadi muslim sejati”. Qs : Ali Imran : 102
Ma’asyiral mu’minin A’azzakumullah
Bagaimana Ibadah Shaum Ini Mentarbiyah Kita/ Mendidik Kita ?
Pertama : Ibadah Shaum Memberdayakan Iman Dan Ikhlas.
Pada ibadah shaum kita menghayati iman kita kepada Allah swt, bahwa kita shaum karena kita percaya kepada Allah Swt, yakin pada firman Allah Swt, itulah isyarat yang kita fahami pada penegasan Allah tentang kewajiban shaum, diawali dengan panggilan Ilahi yang khusus kepada para hambaNya yang beriman :
ياأيهاالذين آمنوا
Jadi, tidak ada shaum tanpa iman. Dan tidak ada iman tanpa shaum.
Di sisi lain, ibadah shaum adalah ibadah satu-satunya yang tidak dimasuki riya’ secara perbuatan. Karena tidak ada orang yang berpuasa untuk dipuji orang lain.
Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi yang shahih :
كل عمل ابن آدم له ، إلا الصيا م ، فإنه لى وأنا أجزي به
“Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa, itu untukKu dan Aku yang membalasnya”. Muttafaq Alaih.
Jadi shaum itu benar-benar hanya untuk Allah Swt. Sangat sulit untuk riya’ dalam shaum. Kecuali ada yang bilang kepada temannya :
“Saya ini sangat kuat puasa, sampai sore ini saya masih segar pada hal saya tidak makan sahur”.
Kalau niatnya ingin dipuji, berarti dia riya’. Atau dia bilang pada temannya :
Kalau niatnya ingin dipuji, berarti dia riya’. Atau dia bilang pada temannya :
“Aduh, saya rasanya sudah hampir mati, karena saya puasa tidak makan malam dan tidak makan sahur”.
Kalau dia ingin dipuji, berarti dia riya’.
Demikianlah ibadah puasa mendidik kita untuk memberdayakan iman dan ikhlas untuk seluruh pengamalan perintah Allah dan RasulNya Saw dan menjauhi seluruh larangan Allah Swt dan RasulNya Saw.
Nilai Pendidikan Yang Kedua Dari Ibadah Shaum : Ialah Pengendalian Diri.
Ibadah shaum mendidik kita untuk mengendalikan diri kita. Berangkat dari kemampuan kita untuk mengendalikan diri dari makanan, minuman, pasangan yang semuanya halal, kita dididik untuk semakin kuat untuk mengendalikan mata dari pemandangan dan tayangan yang haram. Mengendalikan telinga dari suara yang haram .
Mengendalikan tangan dari sentuhan-sentuhan, remasan-remasan, pegangan-pegangan, colekan-colekan yang haram. Mengendalikan mulut kita dari ucapan-ucapan yang haram, sehingga kita tidak lagi memaki, tidak lagi menyebarkan rahasia orang lain, tidak lagi menceritakan kejelekan orang lain, tidak lagi berdusta, tidak lagi menipu, tidak lagi berkata-kata kotor.
Demikian pula dengan kaki kita, kita kendalikan dengan baik sehingga tidak melakukan langkah-langkah yang haram. Itulah pelajaran pengendalian diri yang diajarkan oleh ibadah shaum.
Logikanya seperti ini :
Dengan ibadah shaum kita bisa meninggalkan yang halal, maka pembiasaan itu harus membuat kita sanggup dan kuat meninggalkan semua yang haram .
Rasulullah Saw bersabda :
والصيام جنة ، فإذاكان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولايصخب ، فإن سابه أحد أو قاتله ، فليقل : إنىصائم
“Saum itu perisai (pelindung dari dosa dan neraka). Maka jika hari puasa salah seorang di antara kamu maka janganlah ia berkata kotor (porno) dan janganlah ia marah. Dan jika dia dimaki oleh seseorang atau diajak bertengkar, hendaklah ia menjawab : “saya sedang berpuasa”. Muttafaq Alaih.
Demikianlah Allah Swt mendidik kita lewat ibadah shaum agar kita menjadi pribadi yang lebih tenang, lebih mengusai diri, lebih kuat menahan kemauan dan keinginan. Menahan ucapan dan prilaku.
Nilai Pendidikan Yang Ketiga Dari Ibadah Shaum Ialah : Optimisme Dalam Hidup.
Ibadah shaum mendidik kita untuk optimis dalam hidup ini. Karena ibadah ini menanamkan keyakinan kepada diri kita bahwa dosa-dosa kita akan diampuni,kita akan bergembira pada hari Akhirat, kita akan masuk syurga dari pintu”Rayyan”, kita mendapat pahala yang tidak terbatas, do’a-do’a kita pasti dikabulkan.
Semua ini menumbuhkan optimisme hidup. Kita yakin bahwa dengan shaum kita bahagia, dengan shaum kita bersama Allah, dengan shaum kita pasti dituntun oleh Allah. Bahkan dengan shaum, bau mulut kita pun membuat kita optimis, karena bau mulut itu dinilai sebagai aroma yang paling harum.
Rasulullah Saw bersabda :
والذي نفس محمد بيده، لخلوف فم الصا ئم أطيب عندالله من ريح المسك
للصا ئم فرحتان يفر حهما : إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه. متفق عليه
“Demi Allah yang jiwa Muhammad di tanganNya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah Swt dari aroma minyak kesturi (parfun yang terharum).
Bagi orang yang berpuasa dua kegembiraan : jika ia berbuka ia bergembira. Dan jika ia bertemu dengan Tuhannya ia gembira dengan puasanya.” Muttafaq Alaih.
Orang yang berpuasa berkeyakinan bahwa penderitaan yang ia alami waktu berpuasa pasti mendatangkan kebahagiaan hidup baginya, pasti menghasilkan keberkahan dan keselamatan.
Pengorbanan yang ia berikan kepada Allah Swt dengan puasa, pasti dibalas oleh Allah Swt dengan kemudahan-kemudahan hidup dengan kesuksesan-kesuksesan yang pasti tiba. Allah Swt berfirman :
هل جزاء الإحسان إلا الإحسان
Apakah ada balasan dari perbuatan baik selain kebaikan pula ?. QS. Al-Isra’ : 7
Itulah tiga nilai pendidikan yang ditanamkan oleh ibadah shaum dalam diri kita semua :
1. Pemberdayaan iman dan ikhlas
2. Pengendalian diri
3. Optimisme Hidup
2. Pengendalian diri
3. Optimisme Hidup
Tugas kita sekarang ialah menghayati penanaman nilai-nilai di atas dalam diri kita, sehingga kita benar-benar merasakan bahwa ibadah shaum telah mendidik kita untuk semakin yakin, semakin ikhlas, semakin bijak dan semakin optimis.
Penghayatan itu hanya dsapat dicapai jika kita melakukan renungan-renungan shaum, renungan-renungan ramadhan, menghadirkan niat ikhlas di hati pada setiap amal shaleh, serta berupaya keras untuk lebih khusyu’.
Kita berharap, bertekad dan berdo’a semoga shaum kita besok dan seterusnya akan senantiasa lebih baik, lebih efektif, lebih produktif, dan lebih afdhal. Amin
Di akhir perjumpaan kita pada malam ini, saya akan mengajarkan sebuah do’a yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, yaitu do’a penambah iman dan keterarahan hidup :
اللهم حبب إلينا الإيمان وزينه في قلوبنا وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان واجعلنا من الراشدين
“Ya Allah, jadikanlah kami cinta kepada Iman dan hiasilah iman itu di hati kami. Dan jadikanlah kami benci kepada kekafiran, kefasikan dan dosa. Dan jadikanlah kami orang-orang yang terpimpin. Amin.
Ceramah Singkat Tentang: Panduan Kesempurnaan Qiyamullail
Al-Hamdulillah itulah ucapan terindah dari setiap muslim pada awal setiap pertemuan, sebagai pernyataan rasa terima kasih kepada Allah Swt Al-Wahhab, Sang pemberi ni’mat yang tidak terhingga.
Allahumma Shalli Wasallim ‘Ala Muhammad, itulah do’a kita untuk Rasululah Saw sebagai perwujudan dari rasa terima kasih kita kepada Nabi Muhammad Saw atas segala perjuangan dan pengorbanan Beliau yang tidak terhingga, untuk menyebarkan Agama Islam, sehingga kitapun menikmati indahnya Agama Islam.
Pada malam ketiga dari bulan ibadah ini, kami akan mengajak para jamaah sekalian untuk melakukan renungan bersama pada pentingnya optimalisasi ibadah Qiyamullail khususnya pada bulan ibadah ini, untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita, menuju muslim sejati kekasih Ilahi.
Para jamaah Qiyamullail yg semoga dirahmati Allah swt.
Ada beberapa persepsi masyarakat kita tentang Qiyamullail dan Taraweh yang perlu dicermati, perlu dikaji ulang dan didiskusikan berdasarkan dalil-dalil yang kuat. Seperti :
1. Perbedaan Antara Shalat Taraweh Dengan Qiyamullail.
Banyak orang yang berpendapat bahwa tidak ada istilah Qiyamullail pada bulan Ramadhan. Yang ada hanyalah Taraweh. Pendapat ini tidak didukung oleh dalil yang kuat. Karena justru istilah Taraweh bukan dari Nabi Saw.
Istilah tersebut diberikan oleh para ulama sebagai nama Qiyamullail pada awal malam sebulan penuh Ramadhan. Jadi, tidak ada istilah Taraweh di luar bulan Ramadhan.
Jadi Taraweh itu sama dengan Qiyamullail, sama dengan Tahajjud, boleh dilakukan di awal malam, boleh di tengah malam, boleh di akhir malam .
Dasar istilah Qiyamullail ialah firman Allah Swt :
ياأيهاالمزمل. قم الليل إلا قليلا
“Wahai (Nabi) yang berselimut. Bangunlah (shalat) pada malam hari kecuali sedikit”.
Dasar istilah Tahajjud ialah firman Allah Swt :
ومن الليل فتهجد به نافلة لك
“Dan dari sebagian malam bertahajjudlah padanya sebagai keutamaan bagimu”.
Dasar istilah Qiyamullail pada bulan Ramadhan ialah Hadits Nabi Saw :
من قام رمضان إيمانا واحتسا با غفر له ماتقدم من ذ نبه
“Barang siapa Qiyamullail pada bulan Ramadha
atas dasar dorongan iman dan keikhlasan niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Muttafaq ‘Alaih.
atas dasar dorongan iman dan keikhlasan niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Muttafaq ‘Alaih.
2. Keharusan Tidur Sebelum Qiyamullail.
Banyak orang berpendapat bahwa untuk Qiyamullail diharuskan tidur terlebih dahulu.
Pendapat ini pun tidak didukung dengan dalil yang kuat. Bahkan Hadits-hadits Nabi Saw membuktikan bahwa Nabi Saw Qiyamullail/Tahajjud di awal malam, terkadang di tengah malam, dan lebih sering di akhir malam.
3. Larangan Penggabungan Antara Taraweh Dan Qiyamullail Pada Satu Malam.
Banyak pula yang berpendapat bahwa orang yanag sudah shalat Taraweh, tidak boleh lagi Qiyamullail. Dengan dalil bahwa Qiyamullail itu tidak boleh lebih dari sebelas rakaat, Karena Rasulullah Saw tidak pernah Qiyamullail lebih dari sebeas rakaat.
Memang benar bahwa ada hadits shahih yang menjelaskan bahwa Nabi Saw tidak pernah Qiyamullail lebih dari sebelas rakaat. Tapi hadits tersebut tidaklah berarti bahwa kita dilarang qiyamullail lebih dari sebelas rakaat, oleh karena para sahabat Nabi saw shalat taraweh 21 rakaat pada zaman Umar bin Khattab Ra. dan Nabi Saw menyuruh kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah para Khulafaur Rasyidin.
Bahkan diantara shahabat ada yang shalat taraweh 37 rakaat, dan ada pula yang lebih dari itu. Jadi 11 rakaat shalatnya Nabi saw itu bukan pemborosan, karena sejumlah dalil-dalil menerangkan bahwa para shahabat melakukan Qiyamullail lebih dari pada itu.
Kesimpulannya, boleh kita shalat taraweh tanpa witir,lalu Qiyamulllail dan ditutup dengan witir. Atau dengan shalat Taraweh dengan witir, lalu Qiyamullail di akhir malam tanpa witir. Oleh karena tidak boleh kita 2 kali shalat witir dalam semalam.
Dan shalat witir di awal malam bukanlah berarti kita tidak boleh lagi shalat setelah itu. witir adalah shalat penutup, tapi bukan berarti Qiyamullail tidak dapat dibuka kembali pada malam tersebut. Wallahu A’lam bisshawab.
Para jamaah Taraweh yang berbahagia.
Yang penting kita pelajari ialah : Bagaimana agar Qiyamullail/Taraweh yang kita laksanakan, dapat efektif, berkesan, mendidik dan memotivasi ?. Mengapa ?
Karena Qiyamullail/Taraweh memang seharusnya berkesan, sepatutnya mendidik kita dan mendorong kita untuk semakin shaleh, semakin khusyu’. Inilah Qiyamullail yang efektif.
Dengarkanlah Firman Allah yang mulia ini :
أمن هو قانت آناء الليل سا جد وقا ئما يخررالآخرة ويرجورحمة ربه
قل هل يستوي الذ ين يعلملون والذ ين لآ يعلمون ، إنما يتزكرأولواالألباب
“(Apakah kamu wahai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri sedang ia takut (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?. Katakanlah :
“Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui ?” Sesungguhnya hanya orang yang menggunakan akalnya yang dapat sadar”.
Qs : Azzumar : 9
Qs : Azzumar : 9
Ayat ini menerangkan keberuntungan orang yang rajin Qiyamullail dan penghayatan yang harus dilakukan oleh orang yang Qiyamullail yaitu : Menumbuhkan rasa takut kepada adzab neraka dan memperbesar rasa harapan untuk mendapatkan rahmat Allah Swt.
Orang yang dapat melakukan penghayatan seperti ini, hanyalah orang yang mengetahui hakekat iman dan orang yang sadar ialah yang temotivasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang hakekat iman, hanyalah orang yang berfikir, orang yang melakukan renungan secara sungguh-sungguh.
Jadi pada saat kita melakukan shalat taraweh/Qiyamullail, kita dianjurkan untuk menghadirkan di hati kita rasa takut pada adzab neraka, dan rasa harapan yang besar untuk mendapatkan Rahmat Allah Swt. Inilah Taraweh yang khusyu’. Untuk itu sepatutnya ia ditegakkan dengan perlahan, Thuma’ninah, tenang, gerakan dan bacaan shalat lambat .
Karena jika shalat Taraweh ditegakkan dengan bacaan yang sangat cepat, bagaimana kita akan khusyu’ ?. Bila shalat ini kita tegakkan dengan gerakan-gerakan yang sangat cepat, bagaimana kita akan khusyu’ ?. Mari kita ingat, bahwa Thuma’ninah adalah rukun dari shalat. Sehingga shalat kita tidak sah bila tidak thuma’ninah.
Para jamaah masjid yang semoga dikaruniai khusyu’ oleh Allah Swt.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari ibadah Qiyamullail, berupa tambahan iman, tambahan khusyu’, kepuasan batin, ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan itu tidak bertentangan dengan keikhlasan, karena justru inilah penjabaran dari niat ikhlas dan perwujudan dari penghayatan ibadah yang efektif.
Kalau ibadah kita minus penghayatan seperti ini, niscaya taraweh kita kehilangan makna. Kalau kita tidak berusaha agar masjid lebih tenang, kita tidak berusaha agar shalat kita lebih pelan, kita tidak berusaha agar shalat kita lebih khusyu’, kita tidak berusaha agar shaf-shaf kita lebih rapi, lebih rapat dan lurus, maka taraweh kita akan hambar, tidak berkesan.
Tentu kita semua sangat menginginkan ibadah taraweh yang benar-benar menambah iman. Ibadah taraweh yang benar-benar membahagiakan.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk mewujudkannya. Sebab orang yang memiliki penghayatan iman, pasti merasa risau dan cemas jika masjid yang mulia ini ribut dan gaduh seperti pasar.
Pasti ada yang terdorong untuk menenangkan dan mengawasi anak-anak di masjid, untuk ketenangan orang yang shalat taraweh. Sehinga taraweh kita yang sebelas rakaat atau lebih dari itu, benar-benar menjadi taraweh yang berkesan, taraweh yang khusyu’, penuh takut dan harap, penuh konsentrasi kepada Allah Swt, akan mendatangkan Al-Falah kebahagiaan, keberuntungan, kesuksesan dan kemenangan.
قد أفلح المؤمنون. الذين هم في صلاتهم خاشعون
“ Sungguh bahagia dan menanglah orang-orang yang beriman.
Yaitu mereka yang khusyu dalam shalat mereka” QS : Al-mu’minun : 1-2.
Yaitu mereka yang khusyu dalam shalat mereka” QS : Al-mu’minun : 1-2.
Shalat yang khusyu’lah yang kita harapkan dapat efektif mencegah kita dari perbuatan mendekati zina dan mendekati dosa-dosa lainnya.
وأقم الصلاة، إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر
“ Dan tegakkanlah shalat, sesungguhnya shalat itu
mencegah dari perbuatan zina dan seluruh dosa” Qs: Al-Ankabut :45.
mencegah dari perbuatan zina dan seluruh dosa” Qs: Al-Ankabut :45.
Para jama’ah yang mulia.
Demikianlah kajian taraweh kita pada malam ketiga ini, teriring doa semoga Allah swt senantiasa menuntun kita kepada shalat yang lebih tenang, lebih khusyu, dan ibadah-ibadah lainnya yang lebih membahagiakan.
Pada akhir ceramah ini, kami mengingatkan bahwa Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita untuk berdzikir setiap selesai shalat witir dengan dzikir ini :
سبحان الملك القدوس 3×
“Maha suci Allah Raja yang suci” 3×
Komentar
Posting Komentar